MISI
HOLISTIK DALAM SEBUTAN ALAH TALA SUKU MELAYU DAYAK ENSILAT KALIMANTAN BARAT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pergerakan misi
merupakan pergerakan yang sungguh diperlukan dalam pelayanan masa kini.
Jangkauan akan pergerakan penginjilan dimulai dengan efektifnya relasi yang
dibangun dalam interaksi sosial melalui kegiatan yang ada pada masyarakat. Kegiatan
yang dibangun dalam interaksi sosial merupakan jembatan pelayanan yang sangat
baik untuk memberitakan Injil secara Holistik. Dalam melihat kebiasaan
masyarakat Dayak Ensilat dalam kegiatan ladang berpintah merupakan celah yang
baik untuk dapat melihat peluang relasi dalam memperkenalkan akan Injil secara
utuh.
Kebiasaan dayak ensilat
pada umumnya pada pola hidup gotong royong dan kekeluargaan. Dengan adanya budaya
ini maka kegiatan masyarakat pada umumnya dilakukan secara bersama-sama,
khususnya pada kegiatan ladang berpindah. Mulai dari langkah awal penyiangan
lahan sampai pada pemanenan dikerjakan secara bersama dalam kelompok atau
komunitas yang ada. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menjalin relasi secara holistik. Interaksi sosial dalam waktu kebersamaan ini berlangsung sepanjang hari, dengan
demikian penulis tertarik melihat peluang ini untuk dapat dimanfaatkan untuk
memberitakan Injil sejalan dengan kegiatan dan komunikasi dalam pelaksanaan pengolahan
ladang berpindah.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang
masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang menjadi tinjauan umum dari
Pergerakan Misi Holistik?
2.
Bagaimanakah misi Holistik berjalan
dalam komponen kronologi Ladang Berpindah?
3.
Seperti apakah Relevansi Misi Holistik
dalam Budaya Ladang Berpindah bagi pekabaran Injil masa kini?
C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya rumusan masalah diatas
yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan Tinjauan Umum dari
pergerakan Misi Holistik.
2.
Menjelaskan jalannya misi Holistik dalam
komponen kronlogi ladang berpindah.
3.
Menjelaskan relevansi misi holistik
dalam budaya ladang berpindah bagi pekabaran Injil masa Kini.
TINJAUAN
UMUM PERGERAKAN MISI HOLISSTIK
A. Pengertian
Misi holistik merupakan
pelayanan yang dilakukan secara utuh yang memperhatikan kebutuhan manusia seutuhnya
: Jiwa dan raga.[1]
Pada kenyataan pelayanan yang sangat menjadi hal yang prioritas adalah melihat
pelayanan diberbagai bidang. Disamping penginjilan dan pelayanan rohani,
dilaksanakan juga pelayanan sosial, pendidikan, makanan, medis, ekologis, dan
hal yang lain dalam nama Kristus yang mengasihi dan memperdulikan semua manusia
seutuhnya.
Misi berasal dari bahasa Latin mitto
yang merupakan terjemahan dari kata Yunani apostello, artinya
“mengutus”. Secara umum kata misi bisa merujuk pada pengutusan seseorang dengan
tujuan khusus, misalnya misi kesenian, misi budaya, dan lain-lain.[2]
Dalam diktat perkuliahan Misi Holistik dikatakan “Dalam konteks kekristenan,
misi dipahami dalam arti pengutusan gereja universal ke dalam dunia untuk
menjangkau orang-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, khususnya
melalui sekelompok pekerja yang disebut misionaris.
Teologi misi adalah
suatu disiplin Ilmu yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang timbul
ketika orang beriman berusaha memahami dan memenuhi maksud Allah didunia,
sebagaimana hal yang itu dinyatkan dalam pelayanan Yesus Kristus.[3]
dari pernyataan diatas maka teologi misi merupakan suatu refleksi kritis tentang
sikap dan tindakan yang dipakai orang-orang Kristen dalam menjalankan mandat
misioner. Tugas itu adalah mengesahkan, mengoreksi, dan menegaskan seluruh
praktik misi berdasarkan landasan yang lebih baik.
Jadi, Pelayanan Holistik
artinya pelayanan yang dilakukan secara utuh melihat kebutuhan yakni melaksanakan
pemberitaan Injil yang dapat menjawab kebutuhan manusia secara jasmani dan
rohani.
B. Pandangan Alkitab
1.
Pandangan
PL
Kata “beranakcuculah dan bertambah banyak” dalam
Kejadian 1:28, memiliki suatu pesan yang sangat penting bagi
manusia. Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan sebagaimana dalam
bagian ini ditugaskan supaya bertambah banyak sehingga dapat menguasai bumi dan
seluruh isinya. Sebagaimana tujuan manusia yang dipesankan dalam bagian ini
supaya mereka dapat membentuk hubungan keluarga yang harmonis. Maksud Allah
dalam ciptaan ini dapat juga dikatakan menunjuk pada keluarga yang taat dan
patuh terhadap apa yang Allah perintahkan untuk dapat menciptakan keluarga yang
damai itu merupakan hal yang sangat dirindukan oleh Allah.
Pergerakan akan misi Allah telah dimulai sejak PLBeberapa
contoh tokoh dalam Perjanjian Lama yang melakukan pelayanan yang holistik
dikemukakan dibawah ini adalah Yusuf, Musa dan para nabi[4]
a.
Yusuf
Yusuf
adalah contoh seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, ia mengatur
kelangsungan hidup dengan berintegritas, Yusuf merencanakan masa depan dengan
keobyektifan yang bijaksana. Tentunya semua itu dapat ia lakukan karena campur
tangan Allah dan karena dia berserah hanya kepada Allah, karena itu Allah mengarahkan
jalan peristiwa kehidupannya sehingga janji Allah terpenuhi.[5]
Adapun pelayanan yang Yusuf lakukan adalah :[6]
1. Yusuf
dapat mengatasi kelaparan, dan dengan demikian ia telah menyelamatkan negeri Mesir,
bangsa lain dan keluarganya dari bahaya mati kelaparan. (Kej. 4713-26)
2. Ia
juga telah memelihara hidup para iman (Kej 47:22)
3. Melalui
kehidupannya ia telah menjadi berkat bagi orang Mesir juga bagi keluarganya.
4. Yusuf
dengan bijaksana dapat mengelola bahan makanan selama tujuh tahun masa
kelimpahan dan ia dengan bijaksana juga membagikan bahan makanan kepada bangsa
Mesir dan keluarganya pada tujuh tahun masa kelaparan
b.
Musa
Musa dipanggil Allah ketika sedang mengiring
domba-domba digunung Horep. Sebenarnya Musa menolak karena tugas yang iberikan
itu tidaklah mudah, alasan yang dia berikan adalah bahwa dia tidak pandai
berbicara (Kel 4:10). Namun Tuhan tetap memilih dia sebagai alat untuk
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Tuhan juga memilih Harun, kakaknya
karena dia pandai berbicara, jadi Harun menjadi penyambung lidah Musa (Kel.
4:14-17). Musa bukan hanya memberitakan Firman Allah tetapi iapun melakukan dan
melayani bangsa Israel seutuhnya. Meskipun bangsa Israel sering
bersungut-sungut dan mengeluh juga marah pada Musa karena mereka haus dan lapar
saat melakukan perjalanan ke Tanah Perjanjian, Musa tetap melayani mereka sehingga
mereka dapat minum (kel 15:22-27; 17:1-7) dan makan sampai kenyang bahkan
sampai muntah-muntah selama ada di padang gurun (kel 16:1-36). Melalui Musa,
Tuhan menyatakan kuasa- Nya sehingga bangsa Israel menyembah dan percaya pada
Tuhan dan juga percaya pada Musa. Musa bukan hanya memenuhi kebutuhan rohani
mereka saja tetapi ia juga memenuhi kebutuhan jasmani.
Dari uraian diatas dapatlah penulis menyimpulkan
bahwa Musa telah melakukan pelayanan secara holistik. Adapun pelayanan yang
Musa lakukan untuk bangsa Israel adalah :
1. Musa
membina, membimbing dan mengajar bangsa Israel menjadi suatu umat yang mengabdi
kepada Allah. (Ul. 6:7)
2. Tuhan
memakai Musa untuk melakukan mujizat-mujizat agar bangsa Israel melihat sendiri
kekuasaan Allah. (Kel. 14:21-22)
3. Saat
bangsa Israel bersungut-sungut karena kehausan dan kelaparan maka Musa memenuhi
kebutuhan mereka melalui mujizat-mujizat yang Tuhan adakan. (Kel. 17:1-6)
4. Musa
menyampaikan setiap Firman Tuhan yang Tuhan katakan kepadanya bagi bangsa
Israel. (Kel. 20:1-17)
5. Musa
membagi-bagi tugas kepada orang-orang yang cakap, takut akan Tuhan, dapat
dipercaya dan yang benci terhadap pengejaran suap, untuk ditempatkan diantara
bangsa Israel. Mereka menjadi pemimpin seribu orang, seratus orang dan sepuluh
orang. Mereka ditugaskan untuk mengadili diantara bangsa itu sewaktu-waktu,
sedagkan perkara-perkara yang sukar dihadapkan kepada Musa Kel 18:13-27)
c.
Para nabi
Para nabi di jaman Perjanjian Lama banyak menghadapi
masalah penindasan kepada orang miskin yang seringkali justru meniadakan shalom
sebagai wujud dari kesejahteraan yang utuh. Mulai dari Raja Daud yang merampas
hak Uria atas istrinya Batsyeba, sampai pemerintahan raja-raja berikutnya baik
di Israel maupun Yehuda. Menghadapi masalah itu mereka berkata dengan jelas,
terus terang dan dengan cara-cara khusus untuk mengingatkan orang bahwa
penindasan kepada orang lain adalah dosa kepada Allah dan mereka yang
melakukannya akan dihukum oleh Allah kecuali mereka menyesali perbuatan mereka
dan mengganti rugi kepada mereka yang menderita karena penindasan itu. Pelayanan
Holistik ang para nabi lakukan adalah:
1. Mereka
mengingatkan orang tentang perintah Allah untuk menolong orang miskin dan bukan
menindas mereka (Zakaria 7:8-10).
2. Mereka
menunjuk perbuatan yang salah dan menyatakan bahwa bila orang-orang itu tidak
mau berubah, maka seluruh rakyat akan menanggung murka Allah (Yeremia 7:1-8;
Yeremia 21:11-12 dan Yesaya 58:6-12).
3. Mereka
mencela orang-orang yang berbuat salah walaupun mereka itu pemegang kekuasaan
seperti raja dan keluarganya (Yeremia 21:11-14 dan Yehezkiel 22:6-7), tua-tua
dan pemimpin (Yesaya 3:14-15), wanita berkedudukantinggi (Amos 4:1-3), pedagang
(Amos 8:4-5) dan orang kaya (Amos5:11), bahkan seluruh bangsa (Yesaya 30:12-14
dan Amos 2:6-7)
2.
Pandangan
PB
Pada dasarnya pelayanan holistik dalam masa
Perjanjian Baru tetap mengacu pada Perjanjian Lama yaitu hadirnya shalom
ditengah-tengah masyarakat iasrael. Uamat Israel sangat menanti-nantikan Mesias
yang diharapkan oleh mereka dapat memimpin dan melepaskan mereka dari tangan
penjajahan bangsa Romawi, sama seperti ketika Musa melepaskan bangsa Israel
dari tangan Mesir. Pada situasi yang sangat rumit bagi umat Israael munculah
tokoh Yesus yang memberi harapan bagi bangsa Israel. Adapun tokoh Misi Holistik
dalam PB Yaitu Yesus yang adalah sentral Misi dan para Rasul.
a.
Yesus
Sentral Pelayanan Kristen yang merupakan kelanjutan
pelayanan Yesus mau tidak mau harus merupakan pelayanan yang holistik, karena
Yesus telah memberikan teladan itu kepada kita. Bukan hanya pelayanan-Nya saja
tetapi Yesuspun adalah teladan manusia yang holistik. Dalam Yohanes 6:1-15, setelah Yesus memberi makan secara rohani kepada
orang-orang yang haus akan
Firman Tuhan maka Yesus memberikan makanan jasmani berupa roti dan ikan kepada lebih dari lima ribu orang. Yesus Bukan hanya melayani roh manusia, Yesus
juga memperhatikan jiwa manusia. Yesus membebaskan dan memulihkan jiwa dari orang gila di Gerasa yang dipengaruhi oleh kuasa setan (Matius 8:28-34; Markus 5:1-18; Lukas
8:26-37).
Yesus membebaskan orang tersebut dari kuasa setan
sehingga ia menjadi waras dan dapat memberitakan peristiwa tersebut kepada
banyak orang (Lukas 8:39). Yesus membebaskan orang tersebut dari kuasa setan sehingga ia
menjadi waras dan dapat memberitakan peristiwa tersebut kepada banyak orang
(Lukas 8:39). Rasul-rasul Dalam
pekerjaan pelayanannya, rasul-rasul memperlihatkan pelayanan yang holistik. Mereka melakukan pemberitaan Injil
(marturia)
dengan berani karena mereka dipenuhi oleh Roh Kudus (Kisah 4:31) dan mereka menyembuhkan orang-orang yang sakit
danorang-orang yang diganggu roh jahat dan mereka disembuhkan( kisah
5:15-16) .
b. Para Rasul
Mereka juga bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul, dalam persekutan (koinonia) dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:41-42). Bentuk nyata dan tertinggi dari persekutuan mereka adalah ketika mereka yang menjadi percaya
menganggap bahwa segala kepunyaan
mereka adalah kepunyaan bersama. Juga ada dari mereka yang selalu menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada
semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing (Kisah 2:44-45;
4:32-37).
Secara
khusus para rasul menunjuk tujuh orang yang terkenal baik dan yang penuh roh
dan hikmat untuk melayani orang miskin (Kisah 6:3). Para rasul menganggap
penting untuk memperhatikan dan melayani orang miskin (diakonia) karena
ternyata pelayanan terhadap orang miskin adalah suatu hal penting. Mereka merasa tidak puas karena mereka telah
melalaikan Firman Allah untuk melayani meja (Kisah 6:2).
C. Lingkupan Misi Holistik
Pemberitaan Injil yang
efektif merupakan pebritaan Injil yang berangkat dari relasi yang luas dalam
suatu kebiasaan (budaya) tertentu. Relasi merupakan hal yang terpenting untuk
dapat memasukan suatu penerimaan bagi keberadaan pemberita Injil. Pemberita
Injil yang memilki relasi dan komunikasi yang sehat pasti sangat mudah untuk
mendapatkan penerimaan dari lingkungan dia berada. Membangun relasi bukan hanya
sekedar pada satu aspek kehidupan atau suatu kelompok tertentu namun dapat
dilakukan secara universal memasuki lapisan masyarakat umum dan jemaat
secara Khusus. Misi yang dilakukan secara holistik dapat dilakukan
secara Umum, Lokal/kelompok, dan pribadi.
1.
Umum
Misi yang dilakukan
secara umum tidak terbatas hanya pada jemaat atau kelopok tertentu, tetapi
secara umum dikerjakan oleh pembawa misi dalam kerjasama sosial yang dilakukan
berdasarkan kebiasaan masyakat yang ditempati. Misi holistk yang dilakukan
secara umu ini dapat dilakukan dalam dunia pendidikan, perekonomian, pertanian,
perkebunan dan pemanfaatan SDM dan SDA lain. Dengan melihat potensi SDM dan
SDA, maka secara umum dapat dibuat suatu inovasi yang dapat membawa paradigma
masyakat dalam kebersamaan melakukan kegiatam untuk kebutuhan bersama. Misalnya
membuat MCK Umum dalam masyarakat, membuat sumur atau saluran air bersih bagi
penduduk, dan hal yang lain yang terlihat menjadi kebutuhan masyarakat secara
umum.
2.
Lokal/
Kelompok
Lingkupan misi yang
Allah tanamkan sangat luas sifatnya, namun allah memberikan hikmat bagi
nana-anak-Nya untuk berhikmat dalam memlhat jankauan maksimalitas pelayanan
pemberitaan Injl. Pergerakan misi
holistik dapat dimaksimalitas dengan melihat kualitas dari pelayanan yang
dilakukan secara umum. Dalam pelaksanaan misi holistik lokal/kelompok dapat
dilakukan pada kelompok jemaat tempat melayani. Praktikal pelayanan holistik
dijalankan dalam melihat kebutuhan jemaat dalam ruang lingkup gereja atau
kelompok yang sedang dibina. Praktikal pelayanan ini bisa lebih efektif
daripada melakukan misi dalam lingkupan umum. Pelayanan Misi Holistik
lokal/kelompok dapat dilakukan dengan melibatkan diri pada kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok disertai menanamkan pesan Injil didalamnya. Misalnya
membantu kelompok dalam membudidayakan tanaman atau pergerakan yang menunjang
kebutuhan dalam perekonomian kelompok.
Contoh : tanam sayuran, peternakan, perikanan dan bentuk kegiatan lain. Dari
pelaksanaan ini dapat disertai dengan menanamkan nilai Injil secara utuh dalam
pergerakan kerjasama kelompok.
3.
Pribadi
Realisasi pelayanan
holistik akan lebih sempit dan akan lebih mudah bila dapat dilakukan secara
pribadi demi pribadi. Dalam interaksi pribadi, begitu banyak peluang untuk
mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya. Dengan kita tahu apa yang menjadi
kebutuhan pribadi orang yang berkomunikasi dengan pembawa misi maka akan mudah
menerapkan misi secara holistik. Cara pelaksanan misi dalam lingkupan ini
menyesuaikan hasil ofsevasi aatau data yang telah diperoleh, dengan demikian
misi holistik dapat sesuaikan dengan situasi dan kondidisi pribadi yeng menjadi
sasaran.
KRONOLOGI
MISI HOLISTIK DALAM LADANG BERPINDAH
A.
Peletakan
Batu pertama
Budaya Ladang Bepindah
dalam suku dayak Ensilat selalu diawali dengan peletakan batu pertama.
Peletakan batu pertama pada lahan yang akan diolah menjadi ladang adalah tanda
bahwa kawasan itu akan diolah sampai pada memperoleh hasil (panen). Dalam
peletakan batu pertama biasanya dilakukan oleh pemilik lahan seorang diri
kecuali ada teman yang mau membantu dia dalam survei lahan.
Dengan situasi ini
penulis melihat kesempatan yang dapat digunakan oleh pembawa misi untuk bersama
membantu dalam peletakan batu pertama. Bentuk holistik dalam bagian ini adalah
bukan hanya ikut membantu tetapi bisa memulai peletakan batu pertama dengan doa
Iman Kristen. Doa merupakan hal yang penting bagi umat Allah. Baik dalam PL
maupun dalam PB doa adalah komunikasi langsung umat Allah yang mencakup
penagagungan, pujian, permohonan, pegakuan dan pengucapan syukur. Doa yang
dimaksud bukan untuk memaksa untuk Allah bertindak, tetapi sebagai memohon agar
jadilah kehendak Allah dan datanglah kerajaan-Nya.1
Dengan melakukan doa, maka misi Allah yang kita bawa bisa bertahap kita
sampaikan bahwa apapun yang kita lakukan.
B.
Pembersihan
Lahan
Kelanjutan dari peletakan
batu pertama adalah pembersihan lahan. Pada umumnya pembersihan lahan ini
dlakukan dalam kerjasama atau kelompok. Kegiatan ini dikenal dengan bahsa daerahnya Beduruk Nebas ( kerjasama) namun dalam
bentuk utang-piutang yang hitung secara harian. Kegiatan ini dilakukan oleh
putra-putri (bapak/ibu). Dengan kerjasama bagian ini penulis juga melihat
semakin besar peluang holistik yang dapat dikembangkan dalam kebersamaan dengan
kelompok. Norman E. Thomas, dalam bukunya yang berjudul Teks-teks Klasik Tentang
Misi dan Kekristenan Sedunia menyatakan” tindakan sosial evangelikal akan
mencakup, seberapa mungkin kesaksian tentang Yesus Kristus.”2 artinya bahwa dalam menjalin akan
interaksi sosial maka sebagi pepmabawa misi Allah sampaikan kesaksian kita tentang
Allah yang hidup dalam Kristus Yesus.
C. Penebangan
Penebangan lahan ladang
berpindah dilakukan dua minggu atau
saatu bulan setelah pembersihan awal. Kerja dalam penebangan ini juga selalu
dilakukan dengan gotong-royong. Setelah penebangan selesai dilakukan maka
dibiarkan kering sampai beberapa minggu bahkan beberapa bulan samapai siap
untuk dibakar.
D. Penanaman Benih
Setelah dilakukan
pembakaran, dibiarkan beberapa hari sampai sudah siap untuk ditanami benih
padi. Acara penanaman padi ini disebut Gawai
Nugal (tanam benih bersama). Dalam kegiatan ini maka dapat satu kampung
ikut bekerjasama. Dalam kegiatan ini sangat besar untuk dapat menyatakan akan
pemberitaan Injil secara holistik. Peluang dalam memberitakan Injil dalam kegiatan
gawai nugal ini sangat banyak dan sangat besar yaitu melalui interaksi dan
komunikasi bersama. Setelah penanaman ini tinggal langkah pemeliharaan sampai
menunggu masa panen.
Dalam kronologi atau tahapan Ladang Berpindah yang dijabarkan
diatas, merupakan peluang besar bagi seorang pembawa Misi Allah secara holistik
untuk memyanpaikan dan menyaksikan akan kasih karunia Allah yang menyelamatkan
dalam Kristus Yesus. Misi Allah tidak akan lengkap bila tidak memperhitungkan
interaksi yang terus menerus anatara Injil dengan hidup manusia yang konkret,
baik dalam kehidupan pribadi terlebih juga dalam hidup siosial.3
RELEVANSI
MISI HOLISTIK DALAM BUDAYA LADANG BERPINDAH BAGI PEKABARAN INJIL MASA KINI
A.
Interaksi
sosial
Kebanyakan orang beranggapan dan mempraktekkan
pelayanan holitik sebagai bagian dari penginjilan, atau dilakukan dengan tujuan
penginjilan dimana akhirnya bisa menjadi penginjilan terselubung, padahal
seharusnya penginjilan itulah yang justru merupakan bagian dari pelayanan
holistik. Kalau kita melayani hanya sebagai umpan agar ikan-ikan mau mengigit
kail kita, maka secara etis teologis tindakan ini tidak jujur, tidak murni. Mengabarkan
Injil adalah upaya melayankan kabar kesukaan ihwal Yesus Kristus kepada
seseorang dengan sedemikian rupa sehingga berpaling dari dosa-dosanya dan
percaya kepada Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus.1
B.
Tujuan
Misi holistik
Melihat pekerjaan Allah yang begitu sempurna ini
sungguh bahwa misi merupakan hal yang berasal dari Allah. Allah rindu manusia
untuk memuliakan-Nya. Manusia seharusnya menjadi rekan sekerja Allah yaitu
memantulkan akan berita yang Dia sendiri sampaikan memlalui Firman-Nya yang
hidup dalam Yesus Kristus dan dalam Firman yang tertulis (Alkitab). Maka dari itu
setiap orang percaya harus menjadi penyalur akan misi Allah. Sasaran hidup yang
penting disadari dalam mewujudkan akan misi Allah yaitu iman dan pengharapan
suatu dunia yang baru yaitu yang diubah dan ditebus sehingga menjadi tempat
berdiam dalam kesempurnaan kekudusan.
Misi Allah yang dilasanakan secara
holistik merupakan tindakan efektif dalam memasuki budaya yang mungkin susah
untuk menerima inovasi baru terutama dalam pemahaman teologis. Allah memegang
janji kasih karunia-Nya kepada manusia, sebab itu Yesus datang dengan kasih
karunia dan kebenaran
(
Yoh. 1:1-14; Filp. 2:5-8).2 Tujuan
akhir dari misi adalah penanaman gereja baru, hal ini menyatakan kelompok
pertama yang memperlihatkan bahwa iman mereka mengakui Kristus sebagai Tuhan
dan Juruslamat mewujudkannya dalam persekutuan dan kesaksian dan kasih Allah.
C.
Penerapan
Misi pada kehidupan masyarakat
Maksud Allah yang pertama ialah
menjadikan manusia pada umumnya sebagai pengemban mandat penatalayanan, yaitu
untuk mewakili Allah memerintah dan mewakili bumi dengan segala isinya.3 Dengan hal ini, Manusia bukan hanya
Allah jadikan untuk menciptakan hubungan keluarga atau berkembang bertambah
banyak begitu saja namun Allah mengharapkan agar manusia mengabdikan segala
sesuatu potensi dibumi untuk Dia dan memelihara serta mengelolanya untuk
memuliakan Dia yaitu untuk memenuhi panggilan atau maksud ilahi. Allah
mempercayakan masa depan bumi kepada kekuasaan manusia, namun ketika manusia jatuh kedalam dosa (Kejadian
3) maka rancangan sempurna Allah dalam manusia hancur atau rusak.
Dengan kehancuran yang disebabkan oleh manusia
terhadap diri sendiri maka seolah-olah rancangan Allah yang sempurna bagi dunia
ini menjadi hancur total. Manusia dengan Allah mengalami keterputusan akan
hubungan karenaa dosa. Dengan usaha manusia tidak dapat
membawa pemulihan relasi dengan Allah. Kasih Allah sungguh sempurna bagi dunia
ini dengan ketidakmungkinan akan pemulihan
Allah yang Maha kasih sehingga Dia sendiri yang datang dalam dunia dalam
rupa manusia yaitu dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus sendiri bekerja untuk
memulihkan bumi kepada tempat dan fungsinya yang sempurna. Kesempurnaan itu
akan terjadi ketika Dia datang kembali kedalam dunia ini. Dengan kesadaran akan
kasih Allah yang telah terbukti itu maka haruslah kesadaran akan misi
diterapkan secara holistik.
Melihat pekerjaan Allah yang begitu sempurna ini
sungguh bahwa misi merupakan hal yang berasal dari Allah. Allah rindu manusia
untuk memuliakan-Nya. Manusia seharusnya menjadi rekan sekerja Allah yaitu
memantulkan akan berita yang Dia sendiri sampaikan memlalui Firman-Nya yang
hidup dalam Yesus Kristus dan dalam Firman yang tertulis (Alkitab). Maka dari
itu setiap orang percaya harus menjadi penyalur akan misi Allah. Sasaran hidup
yang penting disadari dalam mewujudkan akan misi Allah yaitu iman dan
pengharapan suatu dunia yang baru yaitu yang diubah dan ditebus sehingga
menjadi tempat berdiam dalam kesempurnaan kekudusan.
Misi Allah merupakan
tugas saya yang Allah telah percayakan untuk dapat saya lakukan dengan
penyertaan dan pertolongan-Nya. Firman Allah dalam kejadian 1:28, bukan hanya
berlaku bagi Adam dan Hawa namun Firman ini berlaku bagi saya dan tetap diperdengarkan sepanjang zaman untuk
pekerjaan kerajaan Allah. Allah rindu pakai hidup orang percaya menjadi
pengelola akan ciptaan-Nya yang lain. Kalau Tuhan yang punya rencana tidak ada
satupun dapat membuat misi Allah menjadi
terhalang. Pelayan Misi yang holoistik dipakai Allah untuk menembus
tembok-tembok budaya yang memisahkan manusia dari dosa.
Pelayanan Kristen tidak dapat lain harus merupakan
pelayanan yang holistik karena hal ini bertolak dari teladan Sang Pelayan
Agung, Yesus Kristus, Allah yang telah menjadi manusia yang penuh (Allah
seutuhnya dan manusia seutuhnya). Yesus adalah teladan dari manusia yang
holistik, Allah yang memperhatikan dan menghormati kemanusiaan yang penuh dari
manusia.
Jika Yesus Kristus yang adalah Tuhan kita telah
melakukan pelayanan yang holistik, maka mau tidak mau kita yang menyebut diri
anak-anak Alla dan pelayan Tuhan, harus juga berbuat yang sama yaitu
melakukanpelayanan yang holistik didalam dan melalui gereja kita. Kemuliaan
hanya bagi Dia. Pelayanan Holistik sungguh efektif ketika dapat berinteraksi
dengan masyarakat dalam bentuk sosial yaitu melalui pekerjaan yang dilakukan
daerah tempat melayani.
B. Saran
Besar harapan penulis
melalui makalah ini dapat membantu pembaca untuk dapat melakukan pelayanan yang
holistik secara khusus dalam konteks ladang berpindah di kalimantan. Lakukan
pelayanan penginjlan dengan terus melihat pesan Injil yang murni dan jadikam interaksi
sosial dapat sebagai jembatan mendaratnya Injil kekuatan Allah yang
menyelamatkan.
[1] John
Ruck, dkk. Jemaat Misioner (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) 18
[2]
Adrianus. Diktat Misi Holistik (
Palalangon: PT Rindu Jiwa, 2013) 1
[3] J.
Andrew Kirk. Apa Itu Misi (Jakarta:
Gunung Mulia, 2012) 22
[4] PDF Misi
Holistik (Palalangon, 12 Maret 2013)
[5] Darmawijaya, Pentateuch atau
Taurat Musa (Yogyakarta, 1992)56
[6] Ibid PDF
1 W.R.F.
Browning. Kamus Alkitab (Jakarta:
Gunung Mulia, 2012) 82
2
Norman E. Thomas. Teks-teks Klasik
Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia (Jakarta: Gunung Mulia, 2009) 199
3 Ibid (206)
1 David W.
Ellis. Metode Penginjilan ( Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) 114
2 James Chang- Hua Ha. Strategi Penanaman Gereja ( Singapor: Sim East Asia, 2002) 4
3 John Ruck,
DKK. Jemaat Misioner (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) 132
Tidak ada komentar:
Posting Komentar